Selasa, 10 Desember 2013

Seminggu Ditawan 11 Anak Korban Konflik di Filipina Akhirnya Bebas

  16 Jul 2013
 
Foto ilustrasi (AFP)
Jakarta - 11 Orang yang diculik iaitu korban konflik antara klan di Filipina selatan akhirnya dibebaskan setelah ditawan selama seminggu. Penculikan tersebut dilatarbelakangi konflik antara kelompok yang dipimpin Komandan Hassan dan klan Jiabrin.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/7/2013), 11 orang sandera tersebut terdiri dari delapan orang pihak Jiabrin yang disandera Komandan Hassan, dan tiga orang pihak Komandan Hassan yang disandera Jiabrin. Para sandera adalah anak-anak di bawah umur, berusia mulai dari dua tahun hingga 14 tahun.

Konflik dan saling sandera di pelosok selatan pulau Basilan tersebut berawal dari penculikan anak-anak antar kedua klan, seminggu lalu. Aksi baru berakhir ketika Komandan Hassan bersedia melepas delapan sanderanya pada Senin (15/7). Keterangan ini diungkapkan oleh komandan batalion angkatan bersenjata Basilan Letnan Kolonel Paolo Perez.

Komandan Hassan dipercayai bersedia melepaskan mangsanya lantaran Jiabrin terlebih dahulu melepaskan tiga orang sanderanya pada  14/7 . Usut punya usut, ternyata tiga orang sandera Jiabrin ternyata adalah anak perempuan Komandan Hassan.

Kedua klan yang berseteru di daerah berpenduduk mayoritas muslim Filipina itu memang sudah berlangsung lama. Perez menyatakan kedua klan sudah berseteru sejak 30 tahun lalu.

"Perselisihan berawal dari konflik lahan, diperburuk oleh saling bunuh satu sama lain," tutur Perez yang diberitakan ikut serta dalam proses negosiasi pembebasan para sandera.

Sekitar 20 orang tewas sepanjang berlangsungnya konflik antar klan selama bertahun-tahun itu. Perkubuan antar saudara sebangsa itu, selain dilatarbelakangi klan dan konflik lahan, juga diwarnai oleh latar belakang kelompok separatis Filipina. Komandan Hasan merupakan anggota Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), sementara Jiabrin adalah anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF).

0 komentar:

Posting Komentar